Sekolah sebagai ekosistem adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik dan abiotik yang menciptakan hubungan selaras dan harmonis. Unsur biotik terdiri dari murid, kepala sekolah, guru, staff TU, pengawas sekolah, orang tua dan masyarakat lingkungan sekitar. Sedangkan faktor abiotik yaitu keuangan, sarana dan prasarana.Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi ibarat siklus makanan.
Dalam mengelola sumber daya, ada 2 pendekatan yang mungkin diterapkan oleh seorang pemimpin yaitu :
1. Pendekatan berbasis kekurangan (defisit based thinking)
2. Pendekatan berbasis kekuatan (asset based thinking)
Berbasis pada kekurangan/masalah/hambatan | Berbasis pada aset |
Fokus pada masalah dan isu | Fokus pada aset dan kekuatan |
Berkutat pada masalah utama | Membayangkan masa depan |
Mengidentifikasi kebutuhan dan kekurangan – selalu bertanya apa yang kurang? | Berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut. |
Fokus mencari bantuan dari sponsor atau institusi lain | Mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan) |
Merancang program atau proyek untuk menyelesaikan masalah | Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan |
Mengatur kelompok yang dapat melaksanakan proyek | Melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan |
(Green & Haines, 2010)
Jika menggunakan pendekatan asset based thinking, akan sejalan dengan model inkuiri apresiatif yang sudah kita pelajari. Inkuiri Apresiatif (IA) adalah sebuah paradigma untuk melihat sesuatu fokus pada kekuatan.
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) muncul sebagai kritik terhadap pendekatan konvensional atau tradisional yang menekankan pada masalah dan kekurangan yang ada pada suatu komunitas. PKBA menekankan pada nilai prinsip dan cara berfikir mengenai dunia yaitu memberikan nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh komunitas. Sekolah dapat disebut komunitas karena berdasarkan definisi komunitas adalah kelompok sosial yang nyata yang terdiri dari kumpulan individu dengan berbagai peran dan latar belakang yang mempunyai satu tujuan tertentu yaitu tujuan pendidikan. Atau sekolah juga dapat disebut miniatur sebuah tatanan masyarakat di daerah tertentu. Sehingga pendekatan PKBA dapat diimplementasikan dalam pendekatan Pengembangan Sekolah Berbasis Aset.
Ada 7 aset/modal utama sekolah yaitu :
1. Modal manusia
2. Modal sosial
3. Modal fisik
4. Modal lingkungan
5. Modal finansial
6. Modal politik
7. Modal agama dan budaya
Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya
Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengelola dan memanfaatkan sumber daya dan potensi yang dimiliki oleh sekolah untuk mewujudkan merdeka belajar. Dengan memanfaatkan sumber daya, pembelajaran semakin berkualitas dan tumbuh kembang murid dapat ditingkatkan secara optimal.
Selain itu, harus adanya kolaborasi berbagai pihak sekolah terkait sumber daya yang ada, memetakan aset-aset tersebut dan mengelolanya dengan optimal sehingga terwujud visi dan misi sekolah.
Keterkaitan Materi dengan Modul Sebelumnya
Mari kita simak poin penting tsb yaitu :
1. Paradigma Inkuiri Apresiatif fokus pada penggalian kekuatan dan inti positif serta meyakini bahwa setiap individu memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi untuk keberhasilan berdasarkan tahapan BAGJA
2. Konsep pemikiran KHD tentang kodrat alam dan zaman, bahwa murid tumbuh dengan kodratnya masing-masing, pendidik hanya menuntun dan merawat tumbuh kembangnya agar bisa optimal.
"Maksud pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat'
3. Pengelolaan sumber daya berbasis aset (asset based thinking) menurut Kattery Crammer adalah kekuatan berfikir positif untuk mengembangkan diri yaitu berfokus pada pengembangan positif dan aset yang dimiliki komunitas
4. Nilai dan Peran Guru Penggerak
5. Budaya Positif yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan di sekolah
Dari poin-poin tersebut terdapat korelasi yaitu guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus mampu menuntun dan merawat tumbuh kembangnya kekuatan positif dari dalam diri anak dan mampu menggali serta fokus pada setiap kelebihan-kelebihan yang ada untuk kemudian menjadi modal dasar pengembangan potensi anak sehingga tercipta murid yang merdeka belajar. Sekolah yang menerapkan budaya positif akan semakin menguatkan dan mempertegas arah tujuan pendidikan yang berpusat pada murid.
Perubahan Pikiran Sebelum dan Sesudah Mempelajari Materi Ini
Sebelum mendapatkan materi ini, saya merasa sekolah belum memiliki aset yang banyak dan terkadang masih pesimis melihat keadaan sekolah, mungkin karena saya masih memandang sekolah berbasis kekurangan. Namun setelah mendapatkan materi ini, mata saya terbuka dan menyadari begitu banyak aset sekolah yang bisa diberdayakan menjadi modal pengembangan pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas
Rancangan Tindakan Aksi Nyata Modul 3.2