Pernahkah anda mengamati situasi dan kondisi murid di kelas? Apakah anda memperhatikan karakteristik mereka? Tahukah minat dan gaya belajar mereka? Siapakah yang lebih senang berbicara? Apa saja kekuatan mereka?
Menurut Tomlinson (2000), pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
Pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti guru harus mengajar dengan 15 cara yang berbeda untuk mengajar 15 murid. Bukan berarti pula guru harus menambah jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Juga bukan berarti harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak.
Lalu seperti apa sebenarnya pembelajaran berdiferensiasi?
Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.
Tomlinson (2000) dalam bukunya yang berjudul
How to Differentiative instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid berdasarkan 3 aspek yaitu
1.kesiapan belajar (readiness) murid,
adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Untuk merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan tombol equalizer (gambar ada di bawah) pada stereo atau pemutar CD. Untuk kombinasi suara terbaik, biasanya akan menggeser-geser tombol equalizer. Saat anda mengajar, menyesuaikan 'tombol' dengan tepat akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas anda.
Tombol equalizer antara lain :
a. Bersifat mendasar- transformatif
Saat sebagian murid dihadapkan pada ide/bidang yang belum mereka kuasai, maka bahan materi yang digunakan harus bersifat mendasar untuk membangun landasan pemahaman yang kuat. Di lain waktu, jika ide/bidang yang sudah mereka pahami dan menjadi kekuatan mereka, maka dibutuhkan informasi yang lebih rinci. Mereka perlu melihat bagaimana ide tersebut berhubungan dengan ide-ide lain untuk menciptakan pemikiran baru. Kondisi tsb membutuhkan bahan materi dan tugas yang bersifat transformatif.
b. Konkret - Abstrak
Guru mungkin dapat mengukur kesiapan belajar murid dengan melihat apakah mereka masih belajar di tingkatan konkret atau sudah siap mempelajari sesuatu yang lebih abstrak
c. Sederhana - kompleks
Beberapa mungkin perlu bekerja dengan materi yang lebih sederhana dengan satu abstraksi pada satu waktu, yang lain mungkin bisa menangani kerumitan berbagai abstraksi
d. Terstruktur - open ended
Kadang-kadang murid perlu menyelesaikan tugas yang ditata cukup baik untuk mereka, di mana mereka tidak memiliki terlalu banyak keputusan untuk dibuat. Namun di waktu lain, murid siap menjelajah dan menggunakan kreativitas mereka
e. Tergantung (dependent) - mandiri (independent)
Beberapa murid mungkin akan siap untuk kemandirian yang lebih awal daripada yang lain
f. Lambat - cepat
Beberapa murid dengan kemampuan yang baik mungkin perlu bergerak cepat melalui materi yang telah ia kuasai atau sedikit menantang. Tetapi di lain waktu, murid yang sama mungkin akan membutuhkan lebih banyak waktu dari yang lain untuk mempelajari sebuah topik.
2.minat murid,
Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid.
Contoh : (nama murid bukan yang sebenarnya)
3.profil belajar murid.
Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor seperti bahasa, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dsb. Menurut Tomlinson, profil belajar murid ini merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berfikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin dll. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien.
Pembahasan selanjutnya tentang strategi pembelajaran berdiferensiasi dapat di cek di artikel selanjutnya