Jurnal refleksi dari tanggal 21 - 26 Juni 2021
menggunakan model DEAL
a. Descripstion
21 Juni 2021 : Ruang kolaborasi = Diskusi dan membuat poster
Pembagian kelompok @4 orang/kelompok. Saya masuk kelompok A1 bersama bu Ela, pa Nurul Ilyas dan bu Dwi Kania. Kami membahas panduan interaksi guru dan murid dalam membangun budaya positif di sekolah. Ada berbagai pendapat namun bisa kami kolaborasikan sehingga menjadi kesepakatan bersama. Semua pihak saling menghargai pendapat.
22 Juni 2021 ; Ruang kolaborasi = Presentasi
Kami mempresentasikan hasil diskusi. Pa Nurul Ilyas sebagai MC dan penanya, Saya sebagai presentator, Bu Dwi sebagai notulen, dan bu Ela sebagai penjawab. Kami dapat menyajikan poster dan juga bentuk slide di google slide, Alhamdulillah persiapan kami cukup matang sehingga bisa menyajikan materi dengan baik. Terima kasih untuk semua guru yang ikut berkontribusi dalam penyelesaian tugas ini. Begitupula ucapan terima kasih banyak kepada fasilitator yaitu pak Bambang yang mampu m menjawab pertanyaan dari kami sehingga pemikiran kami tercerahkan
23 Juni 2021 : Refleksi Terbimbing = Budaya positif
Kali ini saya merefleksikan kelemahan dan kelebihan diri, analisis upaya untuk meningkatkan kualitas diri dan merencanakan penerapan budaya positif di sekolah
24 - 25 Juni 2021 : Demonstrasi kontekstual = Budaya positif
sesi ini saya menyusun kesepakatan kelas bersama anak. Anak-anak sangat antusias karena mereka diikutsertakan dalam penyusunan ini.
b. Examination
Pada minggu ini, saya belajar tentang cara membangun budaya positif melalui kesepakatan kelas yang disusun bersama dengan murid. Kesepakatan kelas ini diharapkan dapat membentuk karakter anak yang beriman, disiplin, mandiri dan bertanggung jawab.
c. Articulation
Penerapan kebiasaan positif sudah diterapkan dalam aturan sekolah sehingga ketika ada penugasan penyusunan kesepakatan kelas sudah menjadi kebiasaan kami. Perbaikan yang kami buat adalah yang dulunya tidak ada penandatanganan bersama, sekarang harus ada tanda tangan dari anak berupa cap telapak tangan. Semoga penyusunan kesepakatan kelas ini dapat kami terapkan dengan optimal
Waktu pelaksanaan : 14 Juni - 19 Juni 2021
jurnal refleksi menggunakan model 4F
1. Facts
14 Juni 2021 : aksi nyata
link video aksi nyata di kelas
https://drive.google.com/file/d/164VpUSRr9cL7EjyWMChP3uybKZZ0mtWT/view?usp=sharing
Pembelajaran di sekolah menggunakan luring dan daring. Adapun daring memiliki banyak hambatan karena tidak semua orang tua mempunyai hp yang layak, kalaupun ada hp juga digunakan orang tua ketika bekerja. Selain itu, terkendala kuota. Karena kemampuan ekonomi keluarga di sekitar sekolah termasuk golongan menengah ke bawah.
Hambatan :
1. waktu yang disediakan terbatas. Karena jadwal tatap muka hanya 2x seminggu, @1 jam, sehingga durasi bermain harus dibatasi, padahal mereka masih ingin bermain.
2. Menyiapkan bahan pembelajaran seperti aneka sayuran dan membuat uang mainan yang sederhana
Solusi :
1. benar-benar mengefektifkan waktu. Jadwal dimulai tepat waktu. Dan memohon izin kepada kepala sekolah dan orang tua murid untuk tambahan waktu jika ada hal-hal yang harus dipelajari oleh anak, maksimal 30 menit.
2. Kebetulan saya harus membeli aneka sayuran untuk keperluan keluarga di rumah. Lalu saya memanfaatkannya dulu di sekolah. Jadi sekolah tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian bahan
15 Juni : Mulai dari diri-Budaya Positif
Saya merefleksi pengalaman masa sekolah dulu dengan penerapan budaya positif dan dampak positif yang dialami sampai sekarang. Lalu menciptakan harapan yang ingin dicapai dalam mengembangkan budaya belajar di sekolah.
16 -17 Juni : Eksplorasi konsep mandiri-Budaya positif
Membahas isi materi modul 1.4 yaitu tentang budaya positif sekolah, 5 posisi kontrol guru, disiplin positif dan kriterianya, perbedaan disiplin dan hukuman, perbedaan hukuman dan konsekuensi, dan 6 panduan dalam menyusun kesepakatan kelas.
18 Juni : Eksloparasi Konsep : Forum diskusi
Studi kasus pak Mus tentang pemberian hukuman dan hadiah. Solusi yang disajikan para cgp saling melengkapi satu sama lain (ada di 1.4.a.4.1)
19 Juni : Lokakarya 2, pkl. 08.00 -16.00 di Delaga Biru Hotel
membahas tentang mengembangkan komunitas belajar, dimulai dari manfaat, peluang, tantangan, cara; lalu analisa diri tentang kelemahan dan kelebihan dalam menjalankan peran sebagai guru penggerak untuk membuat komunitas praktisi dan membuat rencana menggerakkan komunitas praktisi di sekolah masing-masing.
Saya terpacu semangat ingin membuat komunitas praktisi sesuai dengan langkah-langkah yang sudah dijelaskan di lokakarya
2. Feelings
Pada aksi nyata kali ini, saya merasakan aura kesenangan pada diri anak terutama ketika mereka bermain peran sebagai penjual dan pembeli di pasar. Mereka belajar bersosialisai, belajar berhitung, belajar mengenal dan mengidentifikasi aneka sayuran, belajar membaca permulaan. Mereka tidak merasa bosan dalam pembelajaran.
Pada modul kali ini tentang budaya positif, banyak tercerahkan. Isi materinya lengkap dan padat. Hanya sayang ada 1 halaman yang tidak tertulis poin penting di bagian eksplorasi konsep yaitu tentang peran masing-masing pihak sekolah.
Pada acara lokakarya, akhirnya bisa bersilaturahmi lagi dengan para cgp. Pertemuan ini menjadi charge semangat untuk terus belajar dan berupaya menerapkan apa yang sudah diketahui.
banyak materi yang bermakna dan tergerak untuk membuat komunitas praktisi. Terima kasih semuanya
3. Findings
di modul ini, Saya belajar tentang budaya positif sekolah, 5 posisi kontrol guru (guru harus menjadi manager), mengetahui kriteria disiplin positif, dampak negatif pemberian hukuman, perbedaan hukuman dan konsekuensi, belajar menyusun kesepakatan kelas. Saya berusaha untuk menerapkannya di sekolah, juga mengajak rekan sejawat.
di lokakarya, saya belajar tentang komunitas praktisi, yaitu tentang manfaat, tantangan, peluang dan cara; lalu analisa diri (kelemahan dan kelebihan serta upaya untuk meningkatkan kualitas diri) kemudian merintis komunitas praktisi. Mudah-mudahan bisa saya lakukan di sekolah setahap demi setahap.
4. Future (penerapan)
dalam proses pembelajaran, guru menjadi manager, menerapkan disiplin positif dan menyusun kesepakatan kelas bersama anak dan orang tua. Di sekolah, saya akan mulai merintis komunitas praktisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar