Model refleksi menggunakan 4F
1. Facts (Peristiwa)
9 - 10 Agustus 2021 : Aksi Nyata Penerapan pembelajaran berdiferensiasi dengan kompetensi sosial emosional
Selama ini pembelajaran di kelas menggunakan pembelajaran daring dan luring secara bergiliran.
Tadinya saya ingin pembelajaran luring, namun karena ada ketentuan pembatasan jumlah murid tatap muka pada TK (1 kelas 5 murid) sedangkan di kelas berjumlah 12, jadi saya urungkan. Meskipun sebelumnya saya sempat mencoba mengambil 5 murid, tapi suasana pembelajaran kurang kondusif. Para murid ini tidak bisa belajar secara alamiah seperti hari biasanya (canggung).
Akhirnya saya memilih daring. Untuk daring, yang aktif di google meet rata-rata 6 - 7 murid. Sedangkan sisanya, karena keterbatasan kuota dan hp yang dipakai bekerja oleh orang tuanya, mereka sanggup belajar melalui grup whatsapp.
11 Agustus 2021 : Mulai dari diri 'Seberapa jauh saya memahami konsep Coaching'
12 - 13 Agustus 2021 : Eksplorasi konsep Coaching dalam konteks pendidikan, komunikasi yang memberdayakan, TIRTA sebagai model coaching
2. Feelings (Perasaan)
Untuk aksi nyata, saya merasa belum optimal. Banyak kekurangan.
Untuk materi coaching, isinya bagus, padat. Saya membutuhkan waktu berjam-jam untuk merenung dan menjawab pertanyaan
3. Findings (Pembelajaran)
Saya belajar cara merekam google meet menggunakan aplikasi ketiga (karena di TK tidak mendapat akun belajar.id); belajar konsep coaching dan perbedaannya dengan mentor, konselor; jenis-jenis komunikasi, jenis-jenis pertanyaan, teknik mendengarkan, model TIRTA
4. Future (Penerapan)
Saya akan terus menyusun dan menerapkan rpp berdiferensiasi dengan kompetensi sosial emosional (meskipun belum sempurna, tapi akan berusaha lebih baik); mengajak rekan guru untuk belajar menyusun rpp seperti ini dan berharap bisa menerapkannya; belajar mempraktekkan konsep coacing, menggunakan komunikasi asertif, teknik mendengarkan yang baik, dan berlatih menerapkan model TIRTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar